PROFIL SEKOLAH
SD Negeri Guwa-guwa I adalah salah satu lembaga pendidikan dasar negeri di kabupaten Sumenep yang secara geogafis berada di pulau 3T Guwa-guwa, merupakan salah satu pulau terluar dari kepulauan kecamatan Raas, untuk sampai ke pulau ini dibutuhkan dua kali penyebrangan laut, dari pelabuhan Kalianget (Sumenep) naik kapal Ferry ditempuh selama lebih kurang 5 (lima) jam perjalanan laut menuju pelabuhan Brakas Kecamatan Raas, dan dilanjutkan lagi dari pelabuhan Brakas Raas menuju pulau Guwa-guwa dengan perahu desel yang ditempuh selamat lebih kurang 3 (tiga) jam perjalanan laut, bisa lebih lama lagi tergantung dari kondisi cuaca dilaut.
Kurikulum yang diguakan SD Negeri Guwa-guwa I Kecamatan Raas adalah Kurikulum Merdeka, penerapannya mendorong pendidikan karakter yang dilakukan melalui pelaksanaan pembelajaran pada penguatan Profil Pelajar Pancasila, Ada 6 (enam) ciri yang menjadi dimensi atau kompetensi profil pelajar Pancasila, yaitu : (1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) Berkebhinekaan global; (3) Bergotong royong; (4( Mandiri; (5) Bernalar kritis; dan (6) Kreatif .Pelaksanaan dan penanaman pendidikan karakter sehari-hari di SD Negeri Guwa-guwa I Kecamatan Raas telah dilakukan dalam beberapa bentuk kegiatan, meliputi:
1. Penetapan Tata Tertib disekolah
Tata tertib sekolah dibuat dengan melibatkan semua warga sekolah, yaitu dari guru, siswa, komite sekolah dan wali murid. Kesepakatan tersebut berdasarkan dari kebutuhan warga sekolah. Kesepakatan dibuat secara jelas dan konsisten untuk dijalankan secara bersama-sama. Penghargaan pada sebuah kesepatan dan keteraturan dapat dilatihkan pada anak didik dengan mengenalkan anak didik pada tata tertib sekolah atau kelas yang diulang- ulang secara rutin. Pemberlakuan model reward-unreward juga dapat diterapkan pada anak didik untuk menghargai tata tertib sekolah.
2. Pembiasaan Baik
Pembiasaan baik adalah bagian penting dari proses penanaman karakter pada peserta didik. Anak didik yang terbiasa melakukan pekerjaan secara mandiri maka akan terbangun karakter kemandirian pada dirinya. Demikian halnya dengan karakter berupa kemampuan untuk berkolaborasi dengan yang lain bukanlah karakter yang lahir tiba-tiba. Untuk itu, perlu scenario-skenario yang disiapkan dalam pembelajaran untuk membangun nilai-nilai yang diinginkan. Diantara pembiasaan baik yang dilakukan adalah :
a. Setiap datang kesekolah para murid diharus mengucapkan salam dan mencium tangan guru yang sudah menunggu di pintu gerbang sekolah,
b. Melakukan apel pagi setiap harinya (selain hari senin) dengan membacakan surat-surat pendek Alquran, pembacaan shalawat dan menyanyikan lagu-lagu nasional kemudian dilanjutkan pemberian nasehat dan motivasi oleh guru
c. Shalat dhuhur berjamaah, karena kapasitas mushalla yang kurang memadai kegiatan shalat dhuhur berjamaah hanya di khususkan untuk kelas IV, V dan VI.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler
Penguatan pendidikan karakter juga dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, yaitu kegiatan kepramukaan. Melalui kegiatan ini dapat menguatkan karakter siswa.
4. Literasi Sekolah
Kegiatan literasi ini bertujuan membangun budaya literasi di sekolah, tidak hanya sebatas penyediaan pojok baca atau kegiatan membaca buku sebelum proses pembelajaran dikelas dimulai. Namun, lebih luas lagi, berupa penumbuhan budaya literasi di semua warga sekolah, forum diskusi bagi guru untuk membangun literasi juga dilakukan di sekolah.